Jumat, 24 Desember 2010

“Pelayan” Kok Minta Dilayani

 
Mendengar kata tersebut sepertinya melekat pada keadaan birokrasi kita. Mengapa tidak? Karena para birokrat yang seharusnya menjadi palayan masyarakat namun yang terjadi malah sebaliknya, yaitu mereka yang ingin dilayani. Memang pemerintah sudah lama “mengkampanyekan” bahwa birokratnya harus mampu melayani warga masyarakatnya dengan baik. Namun itu semua mungkin hanya sebuah teori saja tanpa diiringi dengan tindakan.
Tidak hanya itu, tetapi terkadang para birokrat dalam memberikan pelayanan tidak adil, artinya dalam melayani lebih mengutamakan mereka yang mempunyai ikatan kerabat atau kepada mereka yang mempunyai kedudukan tinggi atau berpengaruh di masyarakat. Jika masyarakat ini datang ke instansi pemerintah mereka tentu langsung disambut dan dilayani dengan baiknya. Namun ini berbanding terbalik jikalau yang datang adalah mereka yang tergolong masyarakat kurang mampu atau miskin. Mereka (masyarakat miskin) akan dihadapkan pada pola birokrat yang berbelit-belit. Tentu melihat fakta yang masih sering terjadi ini berbenturan dengan kebijakan pemerintah kepada birokratnya yang harus bertindak sebagai pelayan publik yang baik. Namun malah para birokrat yang seakan-akan minta untuk dilayani. Seharusnya pemerintah lebih memeperhatikan lagi masyarakatnya secara merata. Dan harus merubah paradigma birokratnya dari Old Public Administration (OPA)  menjadi New Public Servive (NPS).
Terkait dengan pergeseran paradigma pemerintah dari Old Public Administration (OPA) menjadi New Public Servive (NPS) sebenarnya bukan hal mudah merubah paradigma tersebut karena birokrasi pemerintah sudah terbiasa dengan paradigma lama karena NPS lebih menekankan pada pelayanan yaang maksimal dan harus responsive terhadap kebutuhan warga negara, sedangkan OPA menekankan pada efiensi dan profesionalitas. Namun jika pemerintah lebih serius menanggapi hal ini maka bukan tidak mungkin semuanya dapat terlaksana. Dengan adanya pergeseran tersebut diharapkan antara publik dengan pemerintah tidak terdapat jarak yang jauh lagi. Selain itu, diharapkan nantinya tidak ada lagi pelayanan-pelayanan atau services yang dilakukan para birokrat terhadap publik yang tidak maksimal dan merubah menjadi pelayanan yang ramah dan inovatif. Sehingga, apabila masyarakat datang ke instansi pemerintah akan mendapatkan pelayanan layaknya di sektor swasta. Dan nantinya diharapkan tidak akan ada lagi ungkapan “Pelayan yang minta dilayani”. Kemudian akan memperbaiki pola birokrasi menjadi lebih baik sehingga tidak ada istilah “Birokrasi yang berbelit”.

Sabtu, 18 Desember 2010

Indonesia menuju perubahan


KOMENTAR TERHADAP FILM “ SELAMATKAN INDONESIA”
Setelah saya menyaksikan film berjudul “Selamatkan Indonesia”, dimana dalam film tersebut saya dapat melihat, bagaimana perjuangan bangsa Indonesia menghadapi kebangkitan nasional. Film yang dibuat untuk memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional tersebut di dalamnya, saya dapat melihat sebuah fakta yang sangat ironis, pada dasarnya bangsa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Hal ini, seharusnya dapat lebih mensejahterakan rakyat Indonesia.
Namun kesenjangan sosial terus terjadi hal ini, menyebabkan jumlah angka pengangguran terus meningkat. Begitu pula dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena ketidakmampuan pemerintah dalam menghadapi persaingan global. Investor asing yang menguasai hampir semua bidang ekonomi dan kebijakan pemerintah yang lebih menguntungkan investor asing menyebabkan keterpurukan ekonomi bangsa. Secara tidak langsung pajak yang diperoleh negara tidak sesuai dengan sumber daya alam yang telah di eksploitasi.  Freeport adalah salah satu contoh ketidakberdayaan pemerintah menghadapi kontrak ekonomi. Pemerintah dalam ketidakberdayaannya menghadapi kontrak ekonomi dengan freeport secara tidak langsung mengakibatkan kerugian negara.
 Disatu sisi belum selesai masalah perekonomian Indonesia, sudah ada masalah yang disebabkan oleh hutang Indonesia ke IMF dan negara pendonor. Jangankan untuk membayar seluruh hutangnya, dalam membayar bunganya saja Indonesia megalami kesulitan. Hal ini, mengakibatkan keadaan ekonomi Indonesia mengalami pasang-surut. Sehingga menyebabkan perekonomian di Indonesia tidak stabil.
Didukung pula dengan keadaan infrastruktur umum seperti jalan raya nasional yang kurang memadai. Jalan raya nasional yang seharusnya dapat menjadi urat nadi perekonomian nasional banyak mengalami kerusakan. Dengan hal tersebut, mengakibatkan terhambatnya distribusi barang, sehingga menyebabkan terhambatnya perekonomian nasional. Tidak hanya menghambat perekonomian nasional juga mengakibatkan meningkatnya jumlah angka kecelakaan lalu lintas. Seharusnya pemerintah lebih cepat tanggap dalam menghadapi masalah infrastruktur umum, pada dasarnya infrastruktur umum yang layak akan lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam hal pendidikan di Indonesia masih terabaikan, seperti keadaan gedung sekolah yang kurang memadai bahkan hampir rubuh. Keadaan ini bertolak belakang dengan biaya pendidikan di Indonesia yang mahal. Dengan demikian, seolah-olah menggeneralisasikan kalangan orang kaya dengan orang miskin. Sungguh disayangkan ditengah-tengah arus globalisasi ini, masyarakat Indonesia belum mendapat pendidikan yang memadai. Padahal nantinya diharapkan Indonesia mempunyai generasi yang berguna sebagai tenaga ahli bukan sebagai penghasil tenaga kasar. Dengan mempunyai seorang tenaga ahli dari Indonesia diharapkan nantinya dapat mengolah kekayaan alam Indonesia tidak lagi dikuasai oleh orang asing.
Keadaan alam di Indonesia sangat berlimpah, akan tetapi melihat kesejahteraan masyarakat Indonesia tentu berbanding terbalik. Dewasa ini bangsa ini masih sering dilanda dengan kelaparan. Hal ini disebabkan oleh faktor kemiskinan di Indonesia yang cukup fantastis. Melihat fakta ini, pemerintah seharusnya lebih mengutamakan mereka yang lebih membutuhkan bantuan. Ini seharusnya menjadi kewajiban pemerintah sesuai dengan UUD 1945 yang salah satunya menyebutkan bahwa orang miskin merupakan tanggungan pemerintah.
Melihat keterpurukan yang masih terjadi di Indonesia di masa 100 hari Kebangkitan Nasional ini. Tentu Indonesia harus segera membenahi diri untuk menjadi negara yang lebih disegani lagi dimata dunia. Dimulai dari membenahi kualitas pendidikan dan kesehatan. Dengan kondisi masyarakat yang mempunyai pendidikan dan kesehatan yang baik akan menjadikan masyarakat Indonesia sejahtera. Dengan kondisi masyarakat yang sejahtera maka kemiskinan akan berkurang dan meningkatkan perekonomian Indonesia tentunya. Namun semuanya itu juga harus didukung dengan moral yang baik pula. Dengan mempunyai kualitas pendidikan dan kesehatan yang baik didukung dengan moral yang baik akan menjadikan Indonesia menjadi lebih baik.  

rekomendasi bisnis baru

pembuatan rumah makan dekat hotel Aston